Problem Based Learning (PBL)

Bismillah
Nama: Annisaa Ahmada Atusta
NIM: 150341603464
Offering: B

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Konsep Dasar PBL
Problem Based Learning (PBL) didasarkan pada hasil penelitian Barrow dan Tamblyn (1980, Barret, 2005) dan pertama kali diimplementasikan pada sekolah kedokteran di McMaster University Kanada pada tahun 60-an. PBM sebagai sebuah pendekatan pembelajaran diterapkan dengan alasan bahwa PBM sangat efektif untuk sekolah kedokteran karena mahasiswa dihadapkan pada suatu permasalahan kemudian dituntut untuk memecahkannya. Hal ini dapat diterapkan para calon dokter yang nanti bertugas pada kenyataannya selalu dihadapkan pada masalah pasien sehingga harus mampu menyelesaikannya. Walaupun awalnya dikembangkan di sekolah kedokteran, tetapi pada perkembangan selanjutnya diterapkan dalam pembelajaran secara umum.

PBM atau PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kriris dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Landasan teori PBM adalah kolaborativisme, suatu pandangan yang berpendapat bahwa peserta didik akan menyusun pengetahuan dengan cara membangun penalaran dari semua pengetahuan yang sudah dimlikinya dan dari semua yang diperoleh sebagai hasil kegiatan berinteraksi dengan sesama individu. Hal tersebut juga menyiratkan bahwa proses pembelajaran berpindah dari transfer informasi fasilitator mahasiswa ke proses konstruksi pengetahuan yang sifatnya sosial dan individual. Menurut teori kosntruktivisme, manusia hanya dapat memahami melalui segala sesuatu yang dikonstruksi sendiri.

Problem Based Learning bertujuan agar siswa atau mahasiswa memiliki pengalaman sebagaimana yang akan mereka hadapi di kehidupan profesionalnya. Pengalaman tersebut sangat penting karena pembelajaran yang efektif dimulai dari pengalaman konkrit. Pertanyaan, pengalaman, serta penyususan konsep tentang permasalahan yang mereka ciptakan sendiri merupakan dasar untuk pembelajaran.

Karakteristik PBL
1. Student centered
Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada siswa sebagai orang belajar. Oleh karena  itu, PBL didukung juga oleh teori konstruktivisme dimana siswa didorong untuk dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri.
2. Masalah yang diberikan autentik
Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang otentik sehingga siswa mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta dapat menerapkannya dalam kehidupan.
3. Informasi yang diperoleh selama belajar mandiri
Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja siswa belum mengetahui dan memahami semua pengetahuan prasyaratnya, sehingga siswa berusaha untuk mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau informasi lainnya.
4. Pembelajaran terjadi di dalam kelompok kecil
Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha membangun pengetahuan secara kolaborative, maka PBM dilaksakan dalam kelompok kecil. Kelompokyang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas dan penetapan tujuan yang jelas.
5. Guru sebagai fasilitator
Pada Problem Based Learning, guru hanya berperan sebagai fasilitator. walaupun begitu guru harus selalu memantau perkembangan aktivitas siswa dan mendorong siswa agar mencapai target yang hendak dicapai.

Langkah-langkah dalam Problem Based Learning menurut Barret (2005) adalah sebagai berikut
1. Siswa diberi permasalahan oleh guru atau permasalahan dapat pula diungkap dari pengalaman siswa
2. Siswa melakukan diskusi dalam kelompok kecil dan melakukan hal-hal berikut.
ØMengklarifikasi kasus permasalahan yang diberikan
ØMendefinisikan masalah
ØMelakukan diskusi berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki
ØMenetapkan solusi yang diperlukan dan harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah
3.  Siswa melakukan kajian secara independen berkaitan dengan masalah yang harus diselesaikan. Mereka dapat melakukannya dengan cara mencari sumber di perpustakaan, internet, wawancara atau melakukan observasi.
4.  Siswa kembali kepada kelompok PBM semula untuk melakukan tukar informasi, pembelajaran teman sebaya, dan bekerjasama dalam menyelesaikan masalah.
5.  Siswa menyajikan solusi yang mereka temukan
6.  Siswa dibantu oleh guru melakukan evaluasi berkaitan dengan seluruh kegiatan pembelajaran. Hal ini meliputi sejauh mana pengetahuan yang sudah diperoleh dan peran dari masing-masing siswa dalam kelompok.

Guru sebagai Fasilitator
Peran guru sebagai fasilitator sangat penting karena berpengaruh kepada proses belajar siswa. Walaupun siswa lebih banyak belajar sendiri tetapi guru juga memiliki peranan yang sangat penting. Peran guru sebagai tutor adalah memantau aktivitas siswa, memfasilitasi proses belajar dan menstimulasi siswa dengan pertanyaan. Guru harus mengetahui dengan baik tahapan kerja siswa baik aktivitas fisik maupun tahapan berpikir siswa. Beberapa hal yang harus dikuasai atau dilakukan oleh tutor agar kegiatan PBL dapat berjalan dengan baik, yaitu :
1) Harus berpenampilan meyakinkan dan antusias
2) Tidak memberikan penjelasan saat siswa bekerja
3) Menyarankan siswa untuk berbicara dengan siswa lain bukan dengan dirinya
4) Meyakinkan siswa untuk menyepakati terlebih dahulu tentang pemahaman terhadap permasalahan secara kelompok sebelum siswa bekerja individual
5) Memberikan saran pada siswa tentang sumber informasi yang dapat diakses berkaitan dengan permasalahan
6) Selalu mengingat hasil pembelajaran yang ingin dicapai
7) Mengkondisikan lingkungan atau suasana belajar yang baik untuk kegiatan kelompok

Penilaian dalam Problem Based Learning
Ada tiga prinsip berkaitan dengan penilaian pembelajaran dengan cara PBL,antara lain:
üKonten: penilaian harus merefleksikan apa yang sangat penting untuk dipelajari dan dikuasai oleh siswa
üProses pembelajaran: penilaian harus sesuai dan diarahkan pada proses pembelajaran
üKesamaan: penilaian harus menggambarkan kesamaan kesempatan siswa untuk belajar

Penilaian dalam PBL tidak hanya kepada hasil akhir tetapi juga pada penilaian proses. Penilaian ini bisa didasarkan pada jenis penilaian otentik (autentic assessment) yaitu penilaian difokuskan terhadap proses belajar. Oleh karena itu, peran guru dalam proses PBL harus aktif dalam memantau kegiatan siswa serta mengontrol agar proses pembelajaran berjalan dengan baik. Sementara itu, untuk mengetahui hasil belajar yang telah diperoleh siswa, guru perlu untuk mengadakan tes secara individu. Jadi penialaian dilakukan baik secara kelompok maupun individu.

Kelebihan dan Kekurangan PBL
Kelebihan PBL
a) Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata
b) Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar
c) Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok
d) Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan baik dari buku, internet, wawancara dan observasi
e) Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri

Kekurangan PBL
a) PBL tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada materi pelajaran yang mengharuskan guru berperan aktif dalam menyajikan materi.
b) Dalam suatu kelas yang memiki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas
c) Tidak cocok diterapkan untuk semua jenjang pendidikan (lebih cocok pada mahasiswa atau sekolah menengah)
d) PBL biasanya membutuhkan waktu yang tidak sedikit sehingga dikhawatirkan tidak dapat menjangkau seluruh konten yang diharapkan walapun PBM berfokus pada masalah bukan konten materi
e) Ada kalanya sumber yang dibutuhkan tidak tersedia lengkap

Semoga Bermanfaat :)
Adios ~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Kecerdasan Ganda

Teori Revolusi Sosio-Kultural dan Penerapannya dalam Pembelajaran

Teori Sibernetik dan Penerapannya dalam Pembelajaran