Inkuiri dalam Pembelajaran Sains

Bismillah
Nama: Annisaa Ahmada Atusta
NIM: 150341603464
Offering: B

Inkuiri dalam Pembelajaran Sains
Metode inkuiri adalah salah satu pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa. Metode ini menuntut siswa untuk memproses pengalaman belajarnya menjadi sesuatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Menurut Gulo, metode inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan elajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa unruk mencari tahu suatu fenomena secara sistematis, kritis, logis, dan analits, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan percaya diri. Inkuiri memiliki kelebihan dalam pembelajaran yaitu metode ini merupakan metode pembelajaran yang menekankan pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang sehingga dianggap lebih bermakna. Metode inkuiri merupakan strategi tang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern (belajar adalah proses perubahan tingkah laku karena memiliki pengalaman).

Pembelajaran menggunakan metode inkuiri lebih banyak melibatkan aktivitas siswa daripada aktivitas guru karena pada metode ini guru berperan sebagai fasilitator yaitu yang memfasilitasi siswa untuk melakuka pembelajaran dan menemukan konsep. Guru bukan sebagai sumber belajar. Oleh karena itu metode ini tidak hanya mementingkan hasil belajar siswa tetapi proses yang dialami siswa selama belajar. Proses belajar yang baik akan menghasilkan hasil belajar yang baik juga.

Langkah-langkah dalam metode Inquiry ada 6 tahap, yaitu sebagai berikut
1. Orientasi Masalah
Seringkali siswa tidak menyadari bahwa disekitarnya terdapat suatu fenomena yang di dalamnya terjadi suatu permasaahan. Guru dalam hal ini berperan untuk mengajak siswa menyadari permaalahan tersebut. Untuk dapat melakukan hal tersebut, guru harus memiliki kreativitas sehingga stimulus dapat memunculkan rasa keingintahuan siswa pada masalah tersebut.
2. Merumuskan suatu masalah
Ketika siswa berhasil me.nangkap stimulus dari guru, akan muncul pertanyaan tentang permasalahan tersebut yang menjadi tujuan pembelajaran. Jika pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari siswa tidak sesuai dengan harapan guru, maka guru harus memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menuju kepada garis besar materi yang akan dibahas. Kemampuan merumuskan masalah sangat penting bagi awal pembelajaran.
3. Merumuskan hipotesis
Setelah muncul pertanyaan, selanjutnya siwa diajak untuk merumuskan hipotesis. Hipotesis ini dibuat berdasarkan informasi yang telah dimiliki siswa sebelum pembelajaran. Informasi itu diperoleh dari hasil membaca buku, jurnal, dan artikel online. Artinya sebelum pembelajaran siswa harus memiliki pengetahuan sebelum melakukan pembelajaran. Hipotesis yang dibuat ini kemudian akan diuji kebenarannya melalui praktikum.
4. Membuktikan hipotesis
Membuktikan hipotesis dilakukan dengan melakukan praktikum. Pada praktikum ini akan diperoleh data. Siswa memilih data yang berhubungan dengan masalah yang sedang mereka pelajari. Selain dengan praktikum, bisa juga dengan membaca buku-buku yang menyajikan pengetahuan mengenai masalah yang sedang dibahas.
5. Menganalisis data
Dalam tahap ini proses berpikir kritis, kreatif dan analitis dibutuhkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada tahap analisis data mungkin terjadi perbedaan antara konsep awal dengan hasil analisis yang dilakukan oleh siswa.
6. Menyimpulkan
Dalam menyimpulkan terjadi proses penerimaan informasi baru, dari pengetahuan yang mereka dapat sebelum praktikum dengan pengalaman setelah praktikum. Siswa dapat memperbaiki informasi yang lama, dapat juga memperkuat informasi tersebut jika hasil praktikum sama dengan pengetahuan yang mereka punya. Dengan kata lain, siswa dapat lebih memahami materi yang mereka dapatkan.

Semoga bermanfaat :)
Adios ~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Kecerdasan Ganda

Teori Revolusi Sosio-Kultural dan Penerapannya dalam Pembelajaran

Teori Sibernetik dan Penerapannya dalam Pembelajaran