Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

Refleksi 17: Problem Based Learning

Nama : Annisaa Ahmada Atusta NIM: 150341603464 Offering : B Mata Kuliah : Belajar dan Pembelajaran Refleksi 17 Metode pembelajaran P roblem S olving  merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian secara ilmiah. Metode ini mengharapakan siswa tidak hanya sekadar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran akan tetapi melalui metode ini siswa dapat berpikir aktif, berkomunikasi, mencari dan mengolah data dan akhirnya membuat kesimpulan. Tujuan metode pembelajaran ini adalah memberikan pengetahuan dan kecakapan praktis yang bernilai atau bermanfaat bagi keperluan kehidupan sehari-hari, belajar bertindak dalam situasi baru, dan belajar bekerja sistematis dalam memecahkan masalah. Metode belajar ini akan membiasakan para siswa menghadapi permasalahan di dalam kehidupan, selain itu juga merangsang pengembangan berfikir siswa secara kreatif dan menyeluruh. Akan tetapi ada beberapa kekurangan pada metode belajar ini, di antaranya

Refleksi 16: Pembelajaran Kooperatif

Nama : Annisaa Ahmada Atusta NIM: 150341603464 Offering : B Mata Kuliah : Belajar dan Pembelajaran Refleksi 16 Pembelajaran kooperatif ( cooperative learning ) dalam artian luas yaitu pembelajaran yang melibatkan 4-5 orang, yang bekerja bersama menuju kelompok kerja dimana tiap anggota bertanggung jawab secara individu sebagai bagaian dari hasil yang tak akan bisa dicapai tanpa adanya kerjasama antar kelompok. Model pembelajaran ini mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran.Tujuan kooperatif yang terpenting adalah membantu teman yang tingkat kemampuannya kurang sehingga menyamakan level dengan yang sudah menguasai materi. Dengan menerapkan pembelajaran ini, sikap apatis terhadap sesama menjadi berkurang. Masing-masing anggota kelompok akan saling membantu temannya untuk memahami materi bersama-sama sehingga dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam, meningkatkan motivasi lebih besar, hasil belajar lebih tinggi, meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan tol

Refleksi 15: Penerapan Inkuiri dalam Pembelajaran Sains

Nama : Annisaa Ahmada Atusta NIM: 150341603464 Offering : B Mata Kuliah : Belajar dan Pembelajaran Refleksi 15 Inkuiri ( inquiry  : dalam inggris) dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang mengarah pada kegiatan penyelidikan objek pertanyaan. Selain itu, inkuiri bisa dikatakan suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen untuk mencari jawaban. National Research Council  (1996) menyebutkan 6 standar guru dapat melaksanakan pembelajaran sains, antara lain: 1.  Dapat merencanakan pembelajaran sains berbasis inkuiri 2.  Melaksanakan pembelajaran sains yang mengarah dan memfasilitasi siswa dalam belajar 3.  Melaksanakan penilaian yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran siswa 4.  Mengembangkan pembelajaran dari lingkungan dimana siswa belajar 5.  Menciptakan masyarakat pembelajar sains 6.  Merencanakan dan

Refleksi 14: Model Siklus Belajar

Nama : Annisaa Ahmada Atusta NIM: 150341603464 Offering : B Mata Kuliah : Belajar dan Pembelajaran Refleksi 14 Siklus belajar ( learning cycle ) merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada teori Piaget dan teori pembelajaran kognitif serta aplikasi model pembelajaran konstruktivis. Model siklus belajar berorientasi pada peristiwa alami, saling berhubungan, atau prinsip-prinsip yang melibatkan beberapa konsep. Siklus belajar memberikan pengalaman konkrit pada siswa dengan tujuan untuk mengembangkan pemahaman konseptual. Karakteristik Siklus Belajar, ada tiga fase: 1.  Fase Explorasi: Guru membagikan materi dan benda-benda konkrit agar siswa dapat mencari dan mengumpulkan fakta-fakta dengan melakukan observasi dan percobaan. Guru berperan sebagai motivator, fasilitator, dan pembimbing pembelajaran 2. Fase Pengenalan Konsep: Dimulai dengan memperkenalkan suatu konsep atau konsep-konsep yang ada hubungannya dengan fenomena yang diselidiki, dan didiskusikan dalam kon

Refleksi 13: PAKEM

Nama : Annisaa Ahmada Atusta NIM: 150341603464 Offering : B Mata Kuliah : Belajar dan Pembelajaran Refleksi 13 PAKEM  merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan ketrampilan, sikap, dan pemahaman. Gambaran pembelajaran menggunakan PAKEM  adalah siswa terlibat dalam berbagai kegiatan, guru menggunakan berbagai alat bantu untuk membangkitkan semangat, guru mengatur kelas dengan menyediakan “pojok buku”, dan guru mendorong siswa untuk menemukan permasalahan sendiri. P EMBELAJARAN A KTIF : Siswa berinteraksi secara aktif dengan lingkungan. K REATIF : Pembelajaran yang membangun kreativitas siswa. E FEKTIF : Pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran. M ENYENANGKAN: pembelajaran dirancang untuk menciptakan suasana yang menyenangkan. Alasan penerapan PAKEM  adalah dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa pembelajaran model konvensional dinilai membosankan, kurang mena

Refleksi 12: Pendekatan CTL

Nama : Annisaa Ahmada Atusta NIM: 150341603464 Offering : B Mata Kuliah : Belajar dan Pembelajaran Refleksi 12 Pembelajaran konstektual adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari. Tujuan pendekatan CTL adalah untuk membantu para siswa untuk mengaitkan makna pada pelajaran-pelajaran akademik mereka dengan cara yang tepat. Selain itu pendekatan ini memberikan pengalaman-pengalaman baru yang merangsang otak membuat hubungan-hubungan baru, dan menemukan makna baru. Konsep pendekatan CTL adalah bahwa belajar bukanlah menghafal dan bukan sekadar mengumpulkan fakta yang lepas-lepas, tetapi belajar adalah proses pengalaman sendiri yang berkembang secara bertahap dari yang sederhana menuju yang kompleks. Salah satu karakteristik pendekatan CTL adalah pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan tugas-tugas yang bermakna ( mean

Refleksi 11: Teori Kecerdasan Ganda

Nama : Annisaa Ahmada Atusta NIM: 150341603464 Offering : B Mata Kuliah : Belajar dan Pembelajaran Refleksi 11 Kecerdasan ganda merupakan potensi yang dimiliki seseorang yang dapat diaktifkan melalui proses belajar, interaksi dengan keluarga, guru, teman dan nilai-nilai budaya yang berkembang. Kecerdasan mengandung dua aspek pokok yaitu; kemampuan belajar dari pengalaman dan beradaptasi terhadap lingkungan. Implementasi teori kecerdasan ganda dalam aktivitas pembelajaran memerlukan dukungan komponen-komponen yaitu orang tua murid, guru, kurikulum dan fasilitas, sistem penilaian. Tokoh Teori Kecerdasan Ganda adalah Howard Gardner. Gardner mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata. Hasil penelitian Gardner adalah tidak ada satuan kegiatan manusia yang hanya menggunakan 1 macam melainkan menggunakan seluruh kecerdasannya. Semua kecerdasan ini bekerja sama seba

Refleksi 10: Teori Revolusi Sosio-Kultural

Nama : Annisaa Ahmada Atusta NIM: 150341603464 Offering : B Mata Kuliah : Belajar dan Pembelajaran Refleksi 10 Menurut Piaget, penentu utama terjadinya belajar adalah individu yang bersangkutan (siswa) sedangkan lingkungan sosial menjadi faktor sekunder. Dalam hal ini, faktor sekundernya adalah siswa lebih suka berinteraksi dengan lingkungan sosial yaitu teman sebayanya dibanding orang-orang yang lebih dewasa. Keaktifan siswa menjadi penentu utama dan jaminan kesuksesan belajar, sedangkan penataan kondisi atau faktor lingkungan hanya sekedar memudahkan belajar. Menurut Vigotsky, perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif sesuai dengan teori sosiogenesis yaitu kesadaran berinteraksi dengan lingkungan dimensi sosial yang bersifat primer dan demensi individual bersifat derivatif atau turunan dan sekunder, sehingga teori belajar Vygotsky disebut dengan pendekatan Co-Konstruktivisme artinya perkembangan kognitif seseorang disamping ditentukan oleh individu sendiri secara

Problem Based Learning (PBL)

Bismillah Nama: Annisaa Ahmada Atusta NIM: 150341603464 Offering: B Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Konsep Dasar PBL Problem Based Learning (PBL) didasarkan pada hasil penelitian Barrow dan Tamblyn (1980, Barret, 2005) dan pertama kali diimplementasikan pada sekolah kedokteran di McMaster University Kanada pada tahun 60-an. PBM sebagai sebuah pendekatan pembelajaran diterapkan dengan alasan bahwa PBM sangat efektif untuk sekolah kedokteran karena mahasiswa dihadapkan pada suatu permasalahan kemudian dituntut untuk memecahkannya. Hal ini dapat diterapkan para calon dokter yang nanti bertugas pada kenyataannya selalu dihadapkan pada masalah pasien sehingga harus mampu menyelesaikannya. Walaupun awalnya dikembangkan di sekolah kedokteran, tetapi pada perkembangan selanjutnya diterapkan dalam pembelajaran secara umum. PBM atau PBL adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tenta

Pembelajaran Kooperatif

Bismillah Nama: Annisaa Ahmada Atusta NIM: 150341603464 Offering: B Pembelajaran Kooperatif Slavin (1994) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang didasarkan paham konstruktivisme yang berpandangan bahwa anak-anak diberi kesempatan agar menggunakan strateginya sendiri secara sadar dalam belajar, sedangkan guru membimbing siswa ke tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang melibatkan sejumlah siswa yang tingkat kemampuannya berbeda ke dalam suatu kelompok kecil. Untuk dapat menyelesaikan tugas kelompoknya, tiap anggota harus saling bekerja sama dan saling membantu agar masing-masing anggota dapat memahami materi pelajaran. Pembelajaran kooperatif dikatakan belum selesai apabila ada salah satu anggota yang belum menguasai materi. Unsur-unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif Menurut Lungdren (1994), unsur-unsur daar pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: 1.  Tiap anggota kel