Refleksi 4: Teori Behavioristik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Nama: Annisaa Ahmada Atusta
NIM : 150341603464
Offering: B
Mata Kuliah: Belajar dan Pembelajaran
Refleksi 4
NIM : 150341603464
Offering: B
Mata Kuliah: Belajar dan Pembelajaran
Refleksi 4
Pertemuan kali ini, kami berdiskusi tentang teori behavioristik. Teori Behavioristik adalah teori belajar yang melibatkan perubahan perilaku peserta didik setelah mengalami proses belajar. Menurut teori ini, peserta didik dikatakan sudah belajar apabila mengalami perubahan tingkah laku yang terlihat secara fisik. Perubahan mental eserta didik tidak dianggap penting karena tidak dapat diamati dari luar. Misalnya, ada anak SD belajar perkalian tetapi dia tidak mahir dalam perkalian (nilainya jelek ketika mengerjakan tugas atau ujian), maka anak tersebut dianggap belum belajar. Padahal mungkin anak tersebut mengalami perubahan mental seperti proses mencerna dan berpikir tentang materi perkalian tersebut. Proses berpikir anak berbeda-beda, ada yang cepat ada juga yang membutuhkan waktu cukup lama. Akan tetapi, teori behavioristik tidak menganggap penting perubahan mental ini. Dalam pembelajaran ada pemrosesan informasi dalam kognitif yang meliputi penerimaan, pemrosesan, penyimpanan, dan respon.
Bapak Hadi juga menambahkan bahwa belajar tidak hanya menghafal, tetapi belajar adalah membangun cara berpikir. Adanya tipe soal C1 sampai C6 bukanlah menunjukkan level kesulitan, tetapi yipe soal tersebut menunjukkan kompleks berpikir siswa. Semakin tinggi tipe soal, maka analisis dalam soal tersebut semakin kompleks. Cara belajar yang benar bukan menghafal tetapi menganalisis konsep yang sebelumnya pernah dihafal. Sehingga materi tersimpan di long term memory dan akan ingat sampai kapanpun. Memori jangka pendek dan memori jangka panjang keduanya berperan dalam proses belajar. Memori jangka pendek dapat diolah menjadi memori jangka panjang dengan cara menganalisis konsep yang pernah diberikan. Ingatan yang tersimpan dalam memori jangka pendek akan mudah terlupakan, sehingga harus dibuat menjadi memori jangka panjang dengan memahami konsep. Pendidikan anak tingkat bawah harus menanamkan attitude, sedangkan untuk yang tingkat tinggi harus menanmakan kompleks berpikir. Setelah medapatkan perkuliahan ini saya jadi mengetahui cara belajar yang benar. Perkuliahan ini tidak hanya memberi wawasan untuk menjadi pendidik yang baik, tetapi juga mengajarkan untuk menjadi peserta didik yang bertanggungjawab dalam menuntut ilmu.
Adios ~
Komentar
Posting Komentar