Refleksi 8: Teori Humanistik, Penerapannya dalam Pembelajaran, dan Self Efficacy

Nama : Annisaa Ahmada Atusta
NIM : 150341603464
Offering : B
Mata Kuliah : Belajar dan Pembelajaran

Refleksi 8

Teori humanistik adalah teori yang menyatakan bahwa dalam setiap diri manusia memiliki kemampuan untuk menerima pelajaran. Manusia bertanggung jawab terhadap hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan untuk mengubah sikap. Ada beberapa tokoh yang menyatakan teori ini yaitu Arthur Comb, Abraham Maslow, dan Carl Rogers. Menurut Arthur, guru tidak dapat memaksakan siswa untuk menyukai suatu pelajaran tertentu. Siswa akan tidak menyukai suatu pelajaran apabila dirasa tidak bermanfaat baginya. Siswa akan lebih menyukai pelajaran yang memberikan arti baginya. Menurut Maslow, Di dalam diri individu ada dua hal yaitu usaha positif untuk berkembang dan kekuatan untuk menolak perubahan itu. Dalam diri seseorang terdapat rasa takut untuk bersaing dan rasa takut untuk mengambi kesempatan. Akan tetapi bersamaan dengan peraaan itu, ada juga keinginan untuk maju. Hal yang terjadi selanjutnya adalah bergantung pada cara individu tersebut mengambil tindakan. Menurut pandangan Rogers, manusia pada dasarnya baik dan penuh kepositifan. Teori Rogers diterapkan pada Sistem Bimbingan Konseling di sekolah. Beliau menekankan perlunya sikap saling menghargai dan tanpa prasangka (antara klien dan terapist) dalam membantu individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya.

Teori ini berkaitan dengan self efficacy (Teori Bandura) yang merupakan keyakinan seseorang bahwa dirinya dapat menyelesaikan suatu tugas dalam situasi tertentu. Self efficacy ditumbuhkan dari diri masing-masing individu. Ada anak yang memiliki self efficacy tinggi. Anak yang seperti ini akan mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru sesulit apapun tingkat kesulitan soal tersebut. Dia akan terus berusaha karena yakin bahwa tugas tersebut bisa selesai. Akan tetapi anak yang self efficacy nya rendah akan menganggap tugas tersebut sulit dan tidak bisa dikerjakan. Dia akan menyerah bahkan ketika belum mencoba. Akhirnya dia tidak mengerjakan tugas tersebut. Fase yang menentukan self efficacy adalah dimulai dari keluarga. Lingkungan juga mempengaruhi self efficacy. Lingkungan yang responsif akan membuat anak yang memiliki self efficacy tinggi menjadi sukses dan dapat menyelesaikan soal sesuai kemampuannya. Dalam diri kita, perlu ditumbuhkan self efficacy yang tinggi. Kita harus yakin bahwa usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Oleh karena itu, jangan lelah berusaha dan berdoa.

Semangat :D
Adios ~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Kecerdasan Ganda

Teori Revolusi Sosio-Kultural dan Penerapannya dalam Pembelajaran

Teori Sibernetik dan Penerapannya dalam Pembelajaran